Oleh : Muhammad Wasiul Hakim dan Kyetrin Dwita Pranidya
Diskusi tematik adalah salah satu PROKER (Program Kerja) turunan dari Departemen PSDM KMNU UIN Sunan Kalijaga yang kemudian dijalankan oleh tiga Unit PSDM tingkat Fakultas di KMNU UIN Sunan Kalijaga, Salah satunya yakni Fakultas Bisri Syansuri. Program Kerja tersebut sudah terlaksana tiga kali sepanjang hampir 1 periode dalam kepengurusan ini. Diskusi Tematik ini telah terealisasikan oleh Unit PSDM Bisri Syansuri tepatnya pada hari Ahad (29/05) yang bertempatkan di Kafe Main-Main yang letaknya tak jauh dari kampus.
Adapun tema dari acara tersebut yakni “Membumikan Pemikiran Aswaja Di Era Globalisasi”. Dibawakan oleh moderator yang wasis (Istilah dalam Bahasa jawa yang bermakna profesional) dari UNIT PSDM Bisri Syansuri yakni Mohammad Sai’idun Nadlif. Tak hanya itu, Diskusi ini menjadi sangat menarik dengan kehadiran pemantik yang sangat ahli dalam menyampaikan suatu materi, yakni Muhammad Minanur Rahman yang juga merupakan salah satu mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dari Program Studi Perbandingan Madzhab. Adapun Muhammad Wasiul Hakim yang menjabat sebagai Ketua Umum Fakultas Bisri Syansuri turut hadir dan memberikan sambutan dalam acara tersebut.
Baca juga : Halal Bihalal, KMNU Perkuat Ukhwah Islami dalam Harmoni Silaturahmi
“Alhamdulillah… Kegiatan berlangsung lancar dan para audiensi turut antusias sepanjang forum diskusi. Saya berharap kegiatan demikian dapat terus berlanjut agar dapat mengembangkan mindset kita sebagai generasi aswaja dan senantiasa memberikan manfaat bagi kita semua. Serta dapat di jadikan acuan dalam menghadapi problematika kehidupan sehari-hari.” Ujar Penanggungjawab acara, Nining Aminatus Sangadah
Acara dimulai pada pukul 10.00 dan berjalan dengan serius tapi santai. “Perlu digaris bawahi bahwa Aswaja bukanlah suatu madzhab, melainkan Minhajul Fikr (Metode dalam berfikir) bukan hanya dalam urusan agama, namun sekaligus urusan sosial-kemasyarakatan. Ajaran Aswaja sangat memegang teguh pada prinsip Al-Muhafadhotu ‘ala Qodimissholih wal akhdzu bil jadidil ashlah dalam cara berfikirnya, yang bermakna Memelihara yang lama yang masih baik dan mengambil yang baru lebih baik. Nah, keduanya harus berjalan beriringan, sebab jika hanya berpatokan pada 1 subtansi saja akan menimbulkan kesalahfahaman dan terkesan stuck (tidak berkembang). Oleh karena itu, tak heran jika sifat NU terhadap globalisasi dirasa fleksibel, luwes, terbuka, menerima konsep dalam bernegara, dan yang tak kalah penting tidak mudah menyalahkan madzhab lain.” Tutur pemateri Muhammad Minanur Rahman dalam menyampaikan materi tersebut.
Adapun closing statement yang disampaikan pemantik yakni “Sebisa mungkin aswaja ini tidak berhenti pada minhajul fikr saja, namun juga hendaknya mengarah pada minhajul hayyah atau yang disebut dengan life style. Tentang bagaimana cara kita bersikap sesuai dengan ajaran para ulama.”
Selepas menyimak diskusi dengan seksama selama satu jam lamanya, kemudian di bukalah sesi tanya jawab oleh moderator. Sesi tanya jawab berjalan dengan lancar tanpa ada halangan. Setelah itu, moderator menyampaikan sedikit kesimpulan dari diskusi tersebut. Acara di tutup dengan sesi foto bersama yang dibantu oleh Unit KOMINFO Fakultas Bisri Syansuri sekaligus penyerahan kenang-kenangan dari Fakultas Bisri kepada pemantik, dan diakhiri dengan pembacaan do’a.
Editor : Dewi Robiatul Adawiyah