Jika kita membahas tentang peradaban Islam masa lampau, sepertinya tidak cukup jika hanya membicarakan tentang bidang politik, ekonomi, atau ilmu pengetahuannya saja. Lebih dari itu, dalam bidang kesenian, tentu Islam juga memilikinya. Kita bisa melihat bukti kesenian tersebut, terutama lukisan yang terpasang pada dinding megah dinasti-dinasti masa lampau. Menurut berbagai sumber, kesenian dalam Islam tidak serta merta lahir dan berdiri sendiri, tetapi terdapat beberapa campur tangan kebudayaan dari banyak daerah ekspansi yang telah ditaklukkan. Dari ujung Asia hingga Eropa telah membuat corak dan aliran dalam kesenian, terkhusus pada seni lukis yang memiliki banyak keanekaragaman dan memiliki maestro tersendiri di setiap zamannya.
Baca Juga: Tantangan Kesetaraan Gender dalam Mewujudkan Pembangunan yang Berkelanjutan
Mari kita sedikit bergeser ke bagian timur Afghanistan, tepatnya di wilayah Herat, daerah yang pernah dikuasai Dinasti Timurid pada tahun 1370 M di bawah pimpinan Timur Lenk. Dinasti Timurid dalam perjalanannya terpecah menjadi dua bagian yaitu Samarkand dan Khurasan. Keduanya menjadi basis penting sebagai jantung pemerintahan dinasti ini. Kota yang melahirkan kebudayaan dan ilmu pengetahuan ini pula yang memberi perlindungan hidup bagi para ulama, ilmuwan, seniman, bahkan para pedagang.
Jika kita tarik sejarahnya ke zaman Dinasti Timurid, di daerah Khurasan pada masa kepemimpinan sultan kelima, Husein Bayqara (1469-1506 M), kita akan bertemu dengan salah satu pelukis terbaik pada masanya. Kita bisa mengenalnya sebagai Kamaludin Behzat. Behzat kecil lahir di Herat pada tahun 1450 M. Kesukaannya pada seni lukis semenjak kecil membuat Sultan Bayqara membawanya ke istana dan menjadikannya sebagai pelukis istana. Setelah Dinasti Timurid runtuh pada akhir abad ke-15 karena perebutan kekuasaan atas Dinasti Syafawi, akhirnya pada awal abad ke-16, Behzat muda berpindah ke Tabriz, sebuah kota di barat laut Negeri Iran. Kemudian ia bekerja pada kerajaan Syafawi yang pada waktu itu dipimpin oleh Sultan Shah Ismail I Savav. Oleh karena itu, ia dikenal pula sebagai pelukis yang hidup pada dua zaman yaitu Dinasti Timurid dan Syafawi. Meskipun Dinasti Timurid telah runtuh, tetapi Behzat dan lukisannya tetap bersinar. Terbukti, ia diangkat menjadi kepala Studio Lukis di istana Syafawi.
Baca Juga: RESENSI BUKU GUE TANTANG LOE BERUBAH “ATAU MENJADI ORANG KALAH SELAMANYA”
Kelanjutan bakat Behzat di Istana Syafawi mampu melahirkan banyak karya luar biasa yang menjadi cikal bakal terbentuknya ciri khas lukisan Persia dan Iran terutama mazhab seni Herat sendiri. Lukisan Behzat menjadi perhatian tersendiri oleh para peneliti karena memiliki ciri khas yang berbeda dari pelukis lain. Gambar yang kontras dan objek yang berwarna, menjadi pembedanya. Jika pelukis lain menggambar manusia sebagai objek yang biasa dalam lukisannya, maka di tangan Behzat objek tersebut tidak hanya terlihat sebagai manusia, tetapi menjadi lebih hidup dengan fenomena keseharian manusia itu sendiri. Lukisan Behzat juga banyak dipengaruhi oleh pandangan yang berbau tasawuf, sufi atau mistisisme Islam. Pada kesempatan lain ia juga menggambarkan penyair dan masyarakat awam dalam lukisannya.
Banyak karya yang dilahirkan oleh Behzat dalam rentang waktu tahun 1486 M-1495 M. Namun yang tercatat hingga hari ini hanya 32 buah karya yang resmi bertanda tangan. Salah satu miniatur lukisannya yang terkenal adalah “The Seduction of Yusuf” atau “Rayuan Yusuf” yang sekarang tersimpan di Perpustakaan Nasional dan Arsip Mesir, Kairo, isinya mengisahkan Rayuan Zulaikha kepada Yusuf yang kisahnya telah diceritakan di dalam Al-Qur’an, Injil, hingga buku karya penyair Persia yaitu Haft Awrang Jami. Lukisan ini terbentuk dari gambar yang memiliki banyak garis yang halus dan objek berwarna yang dapat kita nikmati hingga kini.
Sumber Terkait :
- “The Seduction of Yusuf” https://www.artbible.info/art/large/809.html
- Buku التصوير وأعلام المصورين في الإسلامkarya Zaki Mohamed Hassan, Penerbit Hendawy foundation, tahun 2014.
- Buku Sejarah Islam Dunia, karya Rahmat Sunnara,Penerbit Talenta Pustaka Indonesia, tahun 2009.
- Kanal YouTube Islamic art & Architecture. https://youtu.be/phJN_jN_ZmM
Biografi Penulis:
Alaina Fatha Nabila. Anggota KMNU UIN Sunan Kalijaga Blok Wahab. Mahasiswa Jurusan Bahasa & Sastra Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Santri di PP. Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, sedang aktif di Komunitas Sastra Arab com. ig: @nabilaelfatikha