Konsep Manusia Menurut Islam

By: Icek_09

Manusia merupakan makhluk dengan berbagai keistimewaan yang diberikan oleh tuhan dan keistimewaan tersebut menjadi pembeda dengan makhluk lainnya. Penciptaan manusia tertulis dalam Al-Qur’an sebagai simbol akan keistimewaanya tersebut. Namun, tidak sedikit dari manusia itu sendiri tidak mengerti akan keistimewaanya. Maka dari itu tulisan ini akan mengulas hal penting terkait konsep manusia menurut islam yang berlandaskan Al-Qur’an, Hadist dan beberpa sumber lainya.

Dalam hal ini, Allah SWT telah menjelaskan tentang proses penciptaan manusia  sebagaimana dalam Surah Al-Mu’munin 12-14 sebagai berikut :

{وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (14)

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (12) . Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)(13). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu se­gumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu Hilang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik(14).  (Q.S Al –Mu’minun 12-14)

Ayat tersebut menjelaskan dengan detail terkait penciptaan mansusia bahwa manusia mulanya berasal dari sari pati tanah(adam). Lalu, Allah Menciptakan air mani yang di simpan di tempat kokoh ( Rahim) sehingga air mani terebut menjadi segumpal darah. Dari segumpal darah tersebut kemudian dijadikanlah segumpal daging. Lalu daging tersebut di jadikan tulang belulang yang kemudian di bungkus dengan daging. Begitulah secara singkat proses penciptaan manusia (tubuh). Namun juga di  jelaskan dalam surah yang lain, tepatnya pada surat As-Sajadah 7-9 sebagai berikut :

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ.  ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ . ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ

(Dia) yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunanya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (Q.S.al-Sajadah: 7-9)

Di samping proses penciptaan manusia dalam surah Al-Mu’minun telah dijelaskan  secara detail, namun surat As-Sajadah ini menambahkan pemberian Ruh pada waktu tertentu sehingga membuat ciptaanya bisa mendengar, melihat dan lain-lain. Artinya proses penciptaan manusia dalam hal ini, tidak hanya terjadi secara lahiriah saja, melainkan juga terdapat entitas lain yang diberikan pada waktu tertentu sehingga membuat ciptaanya menjadi hidup.  Dan entitas lain tersebut dalam hal ini disebut dengan ruh.

Hadist riwayat Bukhari dan Muslim mengatakan bahwa Ruh dihembuskan Allah SWT kedalam janin setelah ia mengalami perkembangan 40 hari Nudhfah, 40 hari darah beku, dan 40 hari mudghah.

Sudah jelas bahwa secara tersurat manusia diciptakan dari intisari tanah (adam), yang kemudian ditiupkanlah ruh supaya diberi kekuatan agar seluruh panca indranya berfungsi. Namun secara tersirat, ayat dan hadist  tersebut menunjukkan kepada kita bahwasanya manusia tercipta dari 2 unsur yakni unsur materi(jasmani) dan imateri(rohani). Dimana tubuh manusia berasal dari tanah sedangkan ruh manusia berasal dari subtansi imateri di alam ghaib.

Tubuh manusia mempunyai daya-daya jasmani(fisik) seperti mendegar, menciup, melihat meraba, dan gaya gerak seperti menggerakkan tangan, kaki, kepada dan sebagainya. Daripada itu ruh(jiwa) juga memeliki daya yang disebut dengan An-nafs yakni daya berfikir dan daya rasa. Daya berfikir berpusat di kepala sedangkan daya rasa berpusat di dada.

Daya rasa dalam jiwa berpusat di dada dan dapat dipertajam melalui ibadah seperti sholat, puasa, haji dan zakat. Hal ini dikarenakan bahwa intisari daripada ibadah adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT yang Maha Suci. Dimana yang Maha Suci hanya bisa didekati dengan oleh ruh yang suci. Maka dari itu Ibadah hadir tidak lain ialah untuk mentucikan ruh atau jiwa itu sendiri, maka dari itu semakin banyak seseorang beribadah secara Ikhlas maka makin suci pula ruh  atau jiwa kita.

Daya fikir yang berpusat dikepala dalam sejarah islam dipertajam oleh golongan cedikiawan dan filosof islam karena dorongan ayat-ayat kauniah (ayat yang mengandung arti perintah agar manusia banyak memikirkan dan meneliti alam sekitar). Maka tidak heran jika banyak dari filsuf-filsuf islam yang tidak hanya berkiprah di bidang islam saja, melainkan di bidang-bidang lainnya.

Inilah konsep  dan hakikat manusia menurut Islam, dimana manusia tersusun dari unsur materi yakni tubuh yang mempunyai bentuk dan unsur imateri yaitu ruh yang mempunyai daya fikir dan daya rasa.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *