Yogyakarta – Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) UIN Sunan Kalijaga menggelar Pengajian Umum & Gema Sholawat dalam rangka memperingati hari lahirnya yang ke-8 pada Ahad (21/5). Acara tersebut bertempat di Laboratorium Agama Masjid UIN Sunan Kalijaga. Adapun harlah yang ke-8 ini mengusung tema “Meneguhkan Aswaja An-Nahdliyah dalam tubuh KMNU UIN SUKA Menuju Kebangkitan Baru”.
Pengajian Umum & Gema Sholawat ini dimulai pukul 08.00 diawali dengan penampilan hadroh Al-Fayadh KMNU UIN Sunan Kalijaga dan diakhiri dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Dr. H. Arif Rohman, M.Si, Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU DIY. Panitia penyelenggara acara ini juga bekerja sama dengan NAHNU TV dalam penyiarannya sehingga para pemirsa dapat meyaksikan acara ini secara online melalui live streaming Youtube.
Turut hadir dalam acara ini, Ust. Tajul Muluk, M.Ag, Pengasuh Majlis An Intifa’ Yogyakarta sekaligus Ketua LDNU PW DIY yang membacakan Maulid Simtudduror bersama dengan grup hadroh Al-Fayadh KMNU UIN Sunan Kalijaga. Selain itu, turut hadir pula Dr. KH. Abdul Qoyyum Muhammad, M. Si. M. Sc. Fin, selaku Pembina KMNU UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Selain itu, para tamu undangan dari berbagai organisasi seperti KMNU Regional Yogyakarta, PAC IPNU IPPNU Kapanewon Depok, maupun alumni dari KMNU UIN Sunan Kalijaga turut serta dalam acara pengajian ini.
Ali Maghfur selaku Ketua Umum KMNU UIN Sunan Kalijaga dalam sambutannya menyampaikan bahwa KMNU UIN Sunan Kalijaga di usianya yang menginjak 8 tahun mempunyai tagline “Merawat Tradisi Mengembangkan Intelektual” senada dengan tagline satu abad usia Nahdhatul Ulama yaitu “Merawat Jagat Membangun Peradaban”. Dengan adanya tagline ini, diharapkan KMNU UIN Sunan Kalijaga dapat ikut berpartisipasi dalam usaha PBNU di abad kedua NU untuk dapat merawat jagat ini dengan senantiasa merawat tradisi yang diwariskan oleh para ulama terdahulu. “Kemudian senantiasa memanifestasikannya dengan banyak kegiatan untuk mengembangkan intelektual kader-kader muda NU dalam organisasi KMNU,” pungkasnya.
K.H. Ulil Abshar Abdalla selaku Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU yang hadir sebagai pengisi mauidhoh hasanah menyampaikan, “KMNU punya ciri khas yang menonjol yakni menonjolkan tradisi NU, seperti barzanji ataupun sholawat.” Beliau berpesan bahwa ciri khas atau tradisi NU tidak boleh hilang dan harus dikembangkan lebih luas lagi. “Tradisi seperti ini dibawa (oleh KMNU – Red) ke ranah perguruan tinggi karena jika di masjid, kampung, ataupun pesantren itu sudah biasa,” ucap menantu dari KH Mustofa Bisri tersebut.
Oleh: Risma Ninda Arsita
Editor: Nur Rizki Fahmi Nugraha