Analisis Kataba Secara Semantik

Semantik Al-Qur’an adalah studi yang mendalam tentang mempelajari makna kata yang terkandung di dalam Al-Qur’an. Izutsu, mengartikan semantik sebagai studi analitik terhadap istilah-istilah kunci suatu bahasa dengan suatu pandangan yang akhirnya menghasilkan pengertian konseptual Weltanschauung atau pandangan dunia masyarakat yang menggunakan bahasa, tidak hanya sebagai alat untuk berbicara dan berpikir, tetapi yang lebih penting lagi untuk mengkonsepkan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. (Toshihiko Izutsu, 1997: 3) Salah satu kata yang menarik untuk dikaji adalah kata kataba yeng mempunyai beberapa makna di dalam Al-Qur’an. Memahami sebuah kata di dalam Al-Qur’an bisa menggunakan pendekatan semantic Toshihiko Izutsu. Beberapa hal yang bisa dilakukan dalam menganalisis secara semantik adalah mencari kata kunci, kemudian selanjutnya mencari makna dasar dan makna relasionalnya. Bisa juga dengan mencari makna dan mencari perbedaan makna dari sebuah kata di dalam beberapa kalimat.

Makna Dasar

Mashdar dari kata kataba adalah kitabankitaabatankatban yang artinya menulis. Menurut Raghib Al-Ashfahani dalam Mu’jam Ghorib Al-Qur’an nya, makna dasar lafal kataba ketika diubah menjadi kalimat isim “al-katbu” adalah menggabungkan kulit dengan kulit lainnya. Kata al-katbu juga mempunyai arti untuk menggabungkan satu huruf dengan huruf lainnya melalui tulisan, juga menggabungkan huruf satu dengan huruf lainnya menggunakan lafadz. Makna asal al-kitaabata adalah penyusunan tulisan. Kalamullah (Al-Qur’an) juga dinamakan al-kitab, walaupun bukan berupa tulisan/kalam tersebut tidak tertulis. Karena kata tersebut bisa digunakan untuk penyusunan huruf melalui cara yang lainnya. Shighot atau bentuk kata dari kata al-kitab adalah mashdar, dan kemudian dijadikan nama untuk apapun yang memiliki tulisan di dalamnya. Lembaran yang ada tulisan di dalamnya juga merupakan asal mula dari arti al-kitab itu sendiri. (Raghib Al-Ashfahani: 546).Al-Qur’an memakai kata kataba dengan tujuh kata turunan, yaitu “kataba”, “kaatibu”, “iktataba”, “kitaab”, “kitaabii”, “kaatib”, “maktuub”. Segala bentuk kata dan derivasinya disebutkan sebanyak 319 kali di dalam al-Qur’an. (qur’an courpus: 2024)

Makna Relasioanal

Izutsu mengemukakan bahwa makna relasional adalah makna baru yang diberikan pada sebuah kata bergantung pada kalimat di mana kata tersebut digunakan. Al-Damaghani dalam kitabnya Wujuh wa al-Nadzair fi al-Qur’an menyebutkan beberapa makna relasional kata kataba di dalam al-Qur’an, yakni

pertama yaitu wajib. Dalam surat al-baqarah ayat 178 :

كتب عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ

(Diwajibkan kepadamu, apabila seseorang di antara kamu didatangi (tanda-tanda) maut), turunan kata kataba dalam ayat tersebut mempunyai arti fardun (wajib), digunakan untuk menunjukkan bahwa Allah SWT telah mewajibkan beberapa hal kepada umat manusia, seperti qisas (balas dendam), puasa, dan perang. Dalam konteks ini menunjukkan bahwa kewajiban-kewajiban tersebut bersifat mutlak dan tidak dapat dihindari.

Arti kedua yaitu menentukan, ketetapan, takdir. Dalam surat al-Mujadalah ayat 21:

كَتَبَ اللّٰهُ لَاَغْلِبَنَّ اَنَا۠ وَرُسُلِيْۗ

(Allah telah menetapkan, “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang”), kata kataba pada konteks ayat tersebut menunjukkan bahwa ketetapan-ketetapan tersebut bersifat pasti dan tidak dapat diubah, bahwa Allah SWT telah menetapkan banyak hal, seperti kemenangan bagi-Nya dan para rasul-Nya.

Arti ketiga yaitu menjadikan. Dalam surat al-Mujadalah ayat 22:

اُولٰۤىِٕكَ كَتَبَ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الْاِيْمَانَ

(Mereka itulah orang-orang yang telah Allah tetapkan keimanan dalam hatinya), kataba dalam konteks ayat tersebut bermakna menjadikan keimanan dalam hati mereka. Arti keempat yaitu memerintahkan. Dalam surat al-Maidah ayat 21:

يٰقَوْمِ ادْخُلُوا الْاَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِيْ كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ

(Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Baitulmaqdis) yang telah Allah tentukan bagimu), maksudnya adalah أمركم الله ان تدخلوها (Allah memerintahkan kalian untuk masuk ke dalamnya).

Kesimpulan

Kajian Al-Qur’an melalui analisis linguistik dapat mengungkap ketajaman makna dasar dan makna relasional. Dengan menggunakan metode analisis semantik, kita bisa mengungkapkan makna dan pesan-pesan yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an dengan lebih jelas dan lebih rinci. Analisis linguistik terhadap Al-Qur’an memungkinkan umat Muslim untuk memahami ajaran dan petunjuk yang terkandung dalam teks suci tersebut secara lebih mendalam. Konsep kata kataba mengajarkan kita tantang kewajiban yang harus kita kerjakan, adanya qadha dan qadar dan suatu hal yang sudah ditetapkan oleh Allah, serta mematuhi perintah Allah.

Penulis : Nadhifatul Khotijah, Mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, semester 4.

Editor : Muhammad Sirojuddin Sa’id, Santri 8 KMNU UIN sunan Kalijaga.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *