Fenomena Pesebakbola Muslim di Inggris : Degradasi Islamphobia Lewat Sepakbola

Sentimen Masyarakat Inggris terhadap Islam masih tinggi. Mereka masih berpandangan bahwa Islam adalah agama yang ekstrem. Ini dikarenakan adanya penyerangan bom yang terjadi di inggris dalam beberapa dekade ini. Padahal masyarakat beragama Islam di Inggris telah berupaya untuk menepis stigma buruk terhadap agama Islam. Namun usaha mereka sejauh ini gagal. Akan tetapi secercah harapan pun kembali muncul lewat dunia sepak bola. Di mana masyarakat Inggris sangat menggemari olahraga yang berjuluk si kulit bundar itu. Mereka sangat antusias untuk mendukung tim kesayangannya ketika bertanding. Tak diragukan lagi fanatisme mereka terhadap olahraga yang sangat popular ini.

Liga Priemer adalah liga sepakbola terbaik di dunia. Pemain bintang dunia banyak yang bermain di sini, tim-tim sepakbola di liga tersebut persaingannya sangat ketat dalam perebutan juara liga, terlebih setiap tim memiliki fans fanatik yang setia mendukung apapun itu yang terjadi terhadap timnya. Tim-tim  yang bermain di liga ini banyak yang mendatangkan pemain beragama Islam. Pasalnya kualitas mereka adalah pemain yang mampu membawa tim meraih performa terbaik.

Baca Juga: Sofi Tak Pahit, Hanya Semanis Susu

Bahkan klub yang notabene sudah terkenal sebagai klub besar meminta jasa pemain yang beragama Islam. Di masa lalu, contoh pemain Islam di Liga Inggris yang terkenal adalah Mesut Ozil, Nicolas Anelka, Salomon Kalou, Kolo Toure, Samir Nasri, Emanuel Adebayor, Demba Ba, Bacary Sagna, Lassana Diarra serta Emmanuel Eboue. Mereka-mereka menjadi andalan bagi timnya masing-masing.

Di musim ini, sejumlah pemain muslim juga banyak yang membela klub papan atas antaranya bahkan memiliki skill kelas dunia, misalnya seperti Mohamed Salah, Paul Pogba, Riyad Mahrez, Hakim Ziyech, Sadio Mane, N’Golo Kante hingga Ilkay Gundogan. Klub yang paling banyak pemain muslim adalah Leicester City yang mempunyai tujuh pemain, yaitu; Caglar Soyuncu, Cengiz Under, Wesley Fofana, Eldin Jakupovic, Nampalys Mendy, dan Hamza Choudhury.

Hal ini merupakan suatu fenomena yang menarik bagi kehidupan Islam di Inggris. Pemutusan Islamphobia ini dilakukan melalui sepakbola. Suatu yang digemari masyarakat Inggris pada umumnya. Melalui pemain-pemain muslim ini yang bermain untuk timnya masing-masing mendapatkan kepercayaan penuh dari fans. Misal saja pemain Liverpool yang berposisi sebagai penyerang, ialah Mohamed Salah. Penyerang asal Mesir itu sering dipuja fans fanatic Liverpool dikarenakan aksi gemilangnya di lapangan hijau. Ia menjadi primadona karena membawa Liverpool juara dengan selalu mencetak gol. Ketika mencetak gol, ia melakukan selebrasi yang begitu sakral yaitu sujud di lapangan. Suatu pemandangan yang menarik bagi masyarakat Inggris, khususnya fans Liverpool. Mereka melihat sosok muslim yang baik, pekerja keras dan dapat dipercaya. Sehingga pandangan Islam itu ekstrem dapat terkikis, bahkan banyak juga orang yang menjadi mualaf karena penampilan Salah.

Baca Juga: RESENSI BUKU GUE TANTANG LOE BERUBAH “ATAU MENJADI ORANG KALAH SELAMANYA”

Oleh karena itu, fenomena pemain muslim di Inggris menjadi momentum membuktikan bahwa Islam adalah agama yang santun, menjunjung tinggi martabat manusia. Bukan pandangan Islam yang kaku, ekstrem, yang suka kekerasan atas nama keadilan Tuhannya. Khabib Nurmagendov, pegulat dari Rusia mengatakan,” Orang Non-Muslim melihat kita bukan dari Alquran dan Hadis. Mereka melihat Islam dari perbuatan kita”. Untuk karena itu marilah kita perbaiki sikap kita, wujudkan Islam dalam perilaku kita. Bukan hanya ibadah kita yang baik, akan tetapi sikap kita terhadap sesama juga harus baik. Semoga tulisan ini bermanfaat.

 

Penulis : Muhammad Habiburriza, Anggota KMNU UIN Sunan Kalijaga

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *